Thursday, May 10, 2007

Special diary: 71 days remaining...

Mothers Day in Brisbane....
Mothering Day in The UK....
Women Day in Vietnam....
Hari Ibu di Indonnesia.....

Berbeda dengan hari ibu di Indonesia yang jatuh pada tanggal 22 desember tiap tahunnya, warga Australia merayakan hari ibu setiap tanggal 13 May. Tanggal ini sebenarnya hanya mencaplok dari Amerika punya (dasar antek ya!!) hasil inspirasi dari seorang warga Amerika bernama Julia Ward Howe pada tahu 1870 (wuuiihh sudah lama juga ternyata). Usut punya usut, ternyata negara2 lain juga memiliki hari ibu dengan tanggal yang berbeda. Misalnya nih:Norwegia bulan februari; Nigeria, The UK dan Irlandia memilih tanggal 18 Maret; Negara2 timur tengah seperti Arab, Irak, Oman, Qatar, Kuwait de.el.el merayakan hari Ibu tanggal 21 Maret; dlll..

Anyway, terlepas dari kapan dan bagaimana cara kita merayakan hari Ibu (or whatever you call it) yang penting adalah bagaimana memberi appresiasi terhadap makna hari Ibu itu sendiri. Kalau buat aku pribadi sihhh..setiap hari bisa menjadi hari Ibu (karena setiap hari aku kangen ibu, setiap saat aku memasak untuk suami dan anak2 maka aku akan membayangkan bagaimana ibuku menjalaninya dengan tabah, setiap saat aku marah pada anak-anak maka aku akan membayangkan bagaimana sabarnya ibu mendidik dan menasihati kami hingga kami bisa menjadi orang yang berguna (he...he minimal buat diri sendiri) de.el.el..ahhhh itu hanya sebagian kecil dari pengorbanan ibu......

Tapi apakah seorang ibu itu betul2 berkorban??? hingga diperlukan satu hari khusus yang didedikasikan untuk mengenang jasa dan pengorbanan seorang ibu???bukankah sudah menjadi kewajiban seorang ibu untuk mengurus rumah tangga????bukankah sudah menjadi tanggung jawab ibu untuk mendidik dan membesarkan anak???

eiittt... tunggu dulu.... yang bilang mengurus rumah tangga, mendidik serta membesarkan anak itu hanya kewajiban ibu seorang siapa???? tidak ada peraturan yang menjelaskan bahwa semua tetek bengek itu menjadi beban seorang ibu. Kalaupun ada yang nampak, itu hanya merupakan kesepakatan antara ibu dan lawan mainnya. Tapi anehnya (mungkin karena keasyikan...) maka kesepakatan itu lantas menjadi aturan tidak tertulis yang berlaku dalam tatanan kehidupan berkeluarga dan bermasyarakat. Konsekuensinya...kalau ada yang salah dalam produk akhir (entah itu anaknya bandel, makanan tidak siap di meja, anak kurang gizi atau lawan main yang tidak betah dirumah)..maka hampir pasti yang akan disalahkan adalah si Ibu. Padahal sebenarnya kewajiban-kewajiban seperti itu adalah tanggung jawab "bersama" antara ibu dan lawan mainnya....what d'ya reckon mate???

No comments: