Thursday, September 11, 2008

An ordinary woman

Selepas pulang dari menghadiri hajatan seorang teman, kepalaku tiba-tiba terasa berdenyut-denyut..lumayan hebat karena efeknya terasa seakan bola mataku mau saja melompat keluar dari orbita-nya. Otot-otot leherku menegang, menimbulkan sensasi nyeri yang sangat tidak menyenangkan dari tengkorak belakang kepalaku..terus menjalar ke bawah hingga batas pundak dan punggung...membuatku merasa lelah sekaligus sakit yang luar biasa..hmmm.

Diatas mobil Hyundai-merah darah yang kami (aku, suami dan anak-anakku) tumpangi...aku terdiam (tak seperti biasanya), sebab biasanya aku akan selalu berkicau cerewet, menceritakan tentang hal-hal yang baru saja kami alami..walaupun aku yakin suamiku pun sudah pasti mengetahui setiap detil peristiwa tersebut..(wong kami duduknya tak terpisahkan heheheh...). Terdiam tanpa penyebab yang jelas (menurut suamiku). Tapi aku terdiam sesungguhnya karena sedang merenung (setidaknya aku merasa seperti itu :-))

Pandangan mataku kulempar keluar, menembus kaca mobil yang kabur karena berembun. Memandangi satu persatu barisan rapi pokok-pokok Eucalyptus yang kami lewati sepanjang perjalanan pulang ke rumah. Aku sibuk dengan pikiranku sendiri. Mencoba mencari penyebab sakit kepala dan ketegangan otot leher yang kurasakan. Tapi tak berhasil..
Alam pikiranku sesungguhnya sedang mencoba mencari satu hubungan harmonis antara keteduhan yang dihadirkan oleh kesempurnaan tatanan alam di kota ini (yang Subhanallah luar biasa indah) dengan perasaan nyaman secara fisik dan mental untuk tinggal, menetap dan membangun komunitas kecil di sini. Aku tersenyum sinis...
Dari ekor mataku aku melihat suamiku sedang mencuri pandang menatapku tersenyum. Aku yakin dia pasti sedang bertanya-tanya..hal apa yang sedang menguasai pikiranku hingga mampu membuatku terdiam dan akhirnya...tersenyum sendiri.

Pikiranku kembali melayang pada diskusi ringan dipesta tadi. Hhhhh...aku menarik nafas panjang, mencoba menghirup oksigen sebanyak mungkin sebagai suplemen segar otakku (yang sedang kelelahan)...lalu menghembuskannya keluar secepat mungkin. Menghasilkan desahan yang agak keras dan berat...Kembali aku melihat suamiku melirik ke arahku. Aku yakin, sekali lagi aku melakukan gerakan yang sama, maka serentetan pertanyaan akan tumpah ruah keluar dari mulutnya...padahal aku sedang emoh ngomong. Save energy- kata anakku, and feel reluctant to talk-bisik hatiku

Aureka!!!!....
Akhirnya aku tahu..diskusi tadi yang sedikit banyak memberi kontribusi pada nyeri kepala ini. Lho kenapa?? Karena aku tak berhenti memikirkannya, membuat metabolisme energy disetiap gyrus otakku meningkat tiga kali lipat...lalu menghasilkan sampah metabolisme penyebab nyeri kepala itu. Lalu kenapa aku tak berhenti saja memikirkan diskusi itu, kalau aku sudah tau tak akan berefek baik buat otak dan tubuhku?? sederhana kan?? gitu aja kok repoot...

Nooopp...tak se-sederhana itu kawan..
Pertama, karena tak mudah menghapus setiap entry memory di otakku begitu saja.

Kedua, karena isi diskusi tadi sebagian (berarti tak seluruhnya) membahas tentang gosip murahan yang berseliweran di ranah ini yang sejatinya teduh dan harmonis. Menurut wikipedia gossip (kata benda) berarti bentuk penyebaran informasi yang belum terbukti kebenarannya. Tak ada unsur konfirmasi, referens dan evidence-based yang jelas. Sedangkan gossip dalam bentuk kata kerja beraarti kegiatan penyebaran informasi yang belum tentu benar adanya...berujung ke fitnah. Ketika ketiga unsur ilmiah diatas alpa, maka secara saintifik...informasi itu mentah adanya, tak bisa diterima. Persoalan yang kemudian timbul adalah...hampir sebagian besar anggota komunitas perantau ini adalah pelajar sekaliber master dan doktor (yang kemampuan analisis rasionalis dan logikanya secara teori tak perlu dipertanyakan lagi, belum lagi menilik bekal spiritual mereka yang diatas rata-rata orang biasa-seperti aku) seharusnya mampu menjadi pemilah antara yang negatif dan positif). Tapi ibarat jauh lubuk dari ikannya, ternyata mereka (walaupun tak semuanya) tak mampu berperilaku sesuai dengan predikat ilmiah yang disandangnya (maaf jika harus berkata vulgar seperti itu..). They are not able to walk their talk...sangat mengecewakan!!!

Ketiga, introspeksi untuk diriku sendiri menjadi urgent adanya. Aku hanyalah seorang wanita biasa yang meninggalkan tanah air lalu menginjakkan kaki di negeri indah ini dengan berbekal mimpi dan idealisme konyol untuk menjadi seseorang yang bisa berarti buat kampung dan agama. Mimpi dan idealisme konyol itulah yang kubuat sebagai perisai ditambah janji-janji manis pada mak dan bapakku untuk bisa merampungkan studyku di sini. Namun harus kuakui...hal itu juga mengahdirkan pergolakan bathin yang tidak ringan. Menguras energy dan menyita konsentrasiku. Seperti yang terjadi pada hari ini.
Hhh...Aku datang ke negeri ini dengan tujuan yang jelas....semoga perisai itu dengan doa yang kusandarkan pada Tuhanku mampu melindungiku dari hanyut dalam pusaran arus informasi dan ronrongan yang tak jelas.....karena aku hanya seorang wanita biasa....


Wollongong, 13th of Feb 2011
I love this town...but not the rumours