Tuesday, November 13, 2012

Terimakasih Tuhan...

Terimakasih telah mengirimkan seseorang yang menunjukkan kotornya hatiku
Terimakasih masih memberikan kesempatan padaku untuk membersihkannya..
walaupun tak benar-benar bersih..tapi bantu aku (tolonglah..)
aku tak akan pernah menyangkali kekuranganku, kebodohanku, kelemahanku dan keterbatasanku..
dan dengan berpijak diatas semua itu...aku semata bersandar pada kemurahanMu dan petunjukMu
Terimakasih atas semua iman, kehidupan, kesehatan dan cinta yang tak pernah Kau hitung dan tak pernah Kau meminta bayaran atasnya..
Terimakasih atas semua rezeki yang Kau limpahkan
Terimakasih atas semua teguran yang kau kirimkan...I know You love me, and You want me to be a better person
Terimakasih atas doa yang terkabulkan (sesuai keinginanku)...aku percaya Kau Maha Mendengar
Jika masih ada do'a yang belum terkabulkan...aku percaya Kau sedang menguji kesetiaanku
Jika ada do'a yang tidak terkabulkan (menurutku)..aku percaya Kau Maha Tahu yang terbaik dan tidak akan mengecewakanku..
Terimakasih untuk semuanya Rabb..
Hasbiyallahu lailaha illah....

Friday, November 9, 2012

Westlife - Home

There'll be no home for me like before.. but I still wanna go home

Tuesday, November 6, 2012

Aliran cinta

Penuh cinta adalah salah satu sifatNya..

Anak sungai itu berkelok-kelok dengan diameter cekungan yang tak seberapa lebarnya. Dalam perjalanannya untuk bermuara pada induk sungai, ia melewati beberapa dataran dan memberi sumber kehidupan padanya. Walaupun tidak secara langsung, anak sungai itu ( ketika masih berair) menjadi salah satu jaminan kelangsungan rantai simbiosis di tanah itu. Namun dalam kelangsungan perjalanannya, anak sungai itu memiliki satu tujuan lagi..yaitu bersama-sama dengan anak sungai lainnya, menyatu dan bermuara pada satu induk sungai yang besar kemudian ke laut.. dengan kapasitas tugas dan fungsi yang jauh lebih besar...

Untuk apa menjelaskan semua ini?.
jika engkau bertanya kepadaku apa itu cinta, maka cinta itu adalah ibarat air yang mengalir dengan tenang...(bukan menggenang dan mengendapkan lumpur ) yang bermuara pada lautan cinta luas dan dalam...
Rasa cinta yang berskala kecil ibarat cinta kepada anak, cinta kepada pasangan, cinta kepada harta, jabatan atau apapun itu sejatinya harus mengalir dan jangan sampai tersumbat, menggenang dan mengendap. Mengapa?
Bercermin pada aliran anak sungai tadi. Jika cinta itu mengalir, maka dia akan menjadi oase yang mampu memberi kekuatan dan kehidupan (yang lebih sehat tentunya) pada orang-orang yang dicintainya. Bak aliran sungai yang mampu membawa bebatuan dan segala renik yang dimilikinya dari hulu ke hilir, cintapun laiknya seperti itu, menyebarkan rahmat dari titik hati sampai sejauh-jauhnya, (setidaknya) membuat setiap ciptaan yang berada pada rentang pelukan dan bentang energinya merasakan bahwa substansi cinta itu adalah damai dan ikhlas bukan siksaan dan cercaan yang terbungkus selubung cinta

Ketika aliran air itu tersumbat kemudian menggenang, maka genangan itu bisa jadi menjadi tempat bakteri berkoloni yang akan mencemarkan genangan, menyebarkan bau yang tidak nyaman pada akhirnya menjadi sumber penyakit bagi sekelilingnya. Lumpur yang terbawa pun akan terakumulasi dan akhirnya mengendap pada tititk genangan itu membuat permukaan genangan itu semakin lama semakin dangkal.
Ketika kita mencintai sesuatu atau seseorang, maka kita mengira itulah cinta yang sesungguhnya. Lalu kita memutuskan untuk menyumbat, menggenangkan dan mengendapkan aliran cinta kita ada titik itu. Cinta yang menggenang itu lambat laun ditumbuhi oleh koloni bakteri penyakit hati, mencemarkan kalbu, menggerogoti kesucian ruh, menyebarkan rasa tidak nyaman pada sejauh bentangan energinya. Pemaknaan hati akan substansi cintapun semakin dangkal karena menumpuknya endapan hasrat yang tertahan oleh kepentingan diri.

Biarkanlah cinta itu terus mengalir ..tidak harus deras, menetespun tak mengapa asal tidak tergenang.
Biarkan cinta itu untuk mencari jalannya bermuara pada satu lautan cinta yang lebih besar...pada pemilk cinta yang sesungguhnya.

Friday, October 19, 2012

Refleksi Dhuhur...

Kau sangat baik padaku.
Begitu banyak keajaiban menyertai desahan nafasku dan degupan jantungku sejak mataku melek hingga balik terkatup lagi, membuatku risih jika hanya sekedar berbisik lirih..terimakasih.
Lalu kusadari semakin tak sanggup rasanya mengangkat wajah untuk menahan malu...saat kutahu bahwa sepenggal bisikan lirih itupun akan Kau balas berkali-kali lipat dengan kebaikanmu tanpa tendensi apapun jika kuberi muatan cinta didalamnya...
Kebaikan terbalut kelembutan yang nihil batas..mendesakku untuk selalu ingin berlari menghambur dalam pelukanMu..Kau begitu mempesona...
Oh ya satu lagi...Kau selalu mau bernegosiasi dan mendengar. Aku sungguh tak mengerti. Dengan kekuasaan mutlak atas seluruh langit dan bumi dengan segenap detilnya, Kau masih menyisakan ruang tawar menawar yang sebetulnya tak ada artinya buatMu, tapi Kau tahu dan mendengar bahwa aku dan yang lainnya butuh kebebasan berekspresi...kebebasan untuk menyampaikan inspirasi..bahwa terkadang aku dan yang lainnya begitu letih (pun Kau tahu bahwa itu hanya alasan mengada-ada) untuk menjalani rutinitas ritual yang sangat mengikat..

Kembali lagi...Kau sangat baik padaku...
Kebaikan terbalut kelembutan yang nir batas itu sangat mempesona. Ketika aku mengeluh terlalu letih untuk terbangun malam just to say "hello" to You..Kau seperti biasa (dengan segenap cinta) tetap mengirimkan dua malaikatmu untuk menjaga lelapku dan memastikan tak ada bahaya yang akan mengganggu malamku. Kau (dengan segenap kelembutan yang terpatri dalam KeMahaBesaranMu) yang tak pernah tidur, menjaga agar jantungku tetap berdetak dengan irama syahdu saat ku bermimpi indah..agar otakku juga tidak ikut-ikutan terlelap pulas..hingga jika aku terjaga dengan tiba-tiba..otakku sudah dalam keadaan awas waspada untuk mengirimkan perintah ke seluruh otot dan persendiannku...tanpa perlu dipanasi lagi (seperti mesin diesel buatan yang lain)...
Ketika aku mengeluh letih..Kau mendengar dan tidak marah. Kau malah memberi kelapangan luar biasa...bernegosiasi tanpa sedikitpun keuntungan berada dipihakMu...semuanya demi kenyamanan bebas letih setelah seharian Kau memberi otoritas tanpa batas atas hak guna jasad padaku dan yang lainnya (yang tak juga aku dan yang lainnya syukuri)

Untuk contoh kecil itu saja...aku sudah begitu malu padaMu...
pun ketika siang ini aku berjalan melewati jalan setapak itu...tak berani ku tengadahkan wajah(ku) ketika letih dan konsekuensi yang menyertainya menggelantung berat dalam alam pikirku.
Tapi..kembali lagi...Kau sangat baik padaku....
Di bawah terik cahayaMu...Kau kirimkan semilir angin berhembus dingin menyegarkan kulitku...memaksaku untuk mengangkat wajah...mencari diriMu diantara hembusan angin dan cahaya mentari...untuk sekedar berbisik lirih...terimakasih Rabb-ku...
bahkan kematian pun akan terasa sangat indah jika itu karena cinta

Sunday, October 7, 2012

J e n d e l a ...


Secara fisik jendela yang berukuran 1 x 1,5 meter ini tidak lebih istimewa jika dibandingkan dengan jendela-jendela lain yang pernah aku liat. Bingkainya sederhana, hanya terbuat dari bahan aluminium sederhana yang dicat warna cokelat tua dan ditutup dengan filtrasi anti serangga di sebelah dalam dan kaca polos di sebelah luarnya.
Jendela ini terpasang pada sisi tembok kamarku yang berbatasan dengan halaman belakang rumah utama, halaman yang luas dan ditumbuhi beberapa jenis perdu berbunga indah sejenis Kamelia dan Gardenia. Ukurannya yang lumayan besar plus kaca polos tanpa pernak pernik gak lucu membuat mataku bisa memandang bebas lepas ke taman halaman belakang itu, menikmati kehijauan dan mengamati anak-anak bule tetangga berlompatan di atas trampoline..benar-benar bebas.

Namun ada hal yang aku suka dari jendela kamarku kali ini..
Selain mampu memediasi rasa bebas lepas, jendela ini juga sepertinya mampu memfasilitasi pikir dan rasaku untuk mengekspresi gelombang ilmiah dan salik itu lalu membiarkannya saling beradu...seperti apa yang terpetik hari ini.
Dari jendela ini aku bisa menatap lurus kedepan sekedar mengamati gerakan gemulai pucuk bambu yang berbaris rapi. Hingga pada satu titik waktu dalam pengamatan sekedarnya, nalarku mulai berbicara pada hati dan pada dua malaikat yang duduk manis menemani disisi kanan kiriku. 

Gerakan pucuk bambu itu sangat indah, meliuk dengan teratur seperti penari serampang dua belas... Gerakan itu dan persepsi indah yang tercipta karenanya adalah hal yang sangat biasa bersentuhan dalam keseharian...tidak ada bedanya seperti ketika kita memuji kecantikan seorang perawan yang berparas elok, atau berdecak kagum ketika lidah mengecap rasa gurih dari makanan yang tersaji. Tapi apa yang membuatnya menjadi luar biasa adalah ketikan nalar mulai mengurai runtutan ilmiah terhadap hal yang sangat biasa itu. Gerakan pucuk bambu itu bukan hanya sekedar gerakan, ada mekanisme keseimbangan antara ketinggian batang bambu, tekanan angin dan respon terhadap suhu udara sesaat. Jikalau mekanisme keseimbangan ini tidak tercapai, alih-alih gerakan gemulai, yang ada malahan pucuk bambu patah oleh tiupan kencang atau bahkan tidak akan ada gerakan yang tercipta sama sekali. 

Pun ketika berbicara tentang persepsi indah yang tercipta, ada runtutan ilmiah yang bermain dengan sangat elegan disana. Ketika sel-sel mata menangkap stimulus dari luar berupa gerakan pucuk bambu tadi, dalam hitungan sepersekian detik stimulus itu akan diubah melalui suatu proses yang juga rumit menjadi aliran listrik untuk kemudian dihantarkan ke otak. Di otak, arus listrik ditranslasi kembali menjadi proyeksi gambaran gerakan bambu disertai proses penciptaan persepsi tentang keindahan gerakan tersebut melalui mekanisme umpan balik synergis dan sangat rapi melibatkan wilayah otak yang sama sekali berbeda

Selang sesaat salik berkomentar... Ini hanya satu contoh kecil translasi kebesaran dan keMahaTahuanNya. Ketika dengan lembut Dia bertanya dan bertanya "Maka lihatlah dengan berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang? Kemudian pandanglah sekali lagi, niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itupun dalam keadan payah" (QS 67:3-4). Sampai titik ini nalarpun terdiam. Inikah esensi ber-Tuhan yang selama ini ambigu dalam penafsiran? Ketika sebagian orang memahami bahwa ber-Tuhan adalah ketika mata fisik mampu mellihat perwujudan substansi Tuhan itu secara kasat, sebagian orang lainya lagi memahaminya dalam bentuk yang berbeda. Ber-Tuhan adalah tetap dengan melihat namun bukan bersikeras melihat wujudNya yang nabi Musa as pun tak sanggup melakukannya..namun melihat dan merasakan kehadiranNya pun dalam setiap titik kecil yang ada di dunia ini.

Bagiku..Tuhan ada dalam gerakan gemulai pucuk bambu itu, juga ada dalam  persepsi indah yang tercipta dalam otakku. Dia hadir disana dengan segala keagungan ilmuNya yang Maha Tinggi dan Maha Tahu, Dia yang berdiri sendiri dan tidak butuh pertolongan dan tak tertandingi dengan segala yang ada di dunia ini. Jika seseorang melihat cahaya matahari yang masuk melalui jendela dan berkata "aku melihat matahari" ucapannya itu benar..namun jendela hati akan melihat yang lain bahwa "hatiku melihat Tuhanku dengan cahaya Tuhanku". Di atas semua ini, atas segala apa yang Kau beri dan atas segala apa yang kurasa, aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selainMu dan bahwa Muhammad telah membawa ajaran ber-Tuhan itu hingga kedadaku...Shallu'alan nabiyyi...Love you full!!

Canberra...in solitude

Sunday, September 30, 2012

Terbangun dengan satu pinta...
Tuhan ..,jangan tinggalkan aku

Saturday, September 29, 2012

D i n d i n g

Sore yang cerah dengan keteduhan sinar mentari dan sejuk usapan ringan angin bertiup, kumencoba menuntaskan bacaan yang cukup berat..namun hingga sore segera beranjak tak juga beres otakku mencerna. Ada apa? aku mendapati diriku tak lagi fokus pada tujuan hidupku..sejak kapan? aku berharap ini hanya proses sementara yang akan segera berlalu begitu segalanya kembali normal. proses apa?sementara bagaiamana?segera kapan? segalanya apa? normal yang bagaimana? Duuhh..pertanyaan-pertanyaan yang nyaris membuatku terpuruk dibawah ambang sadar manusia normal dan mengetukkan kepalaku pada dinding ini lagi (apakah saat ini aku meng-klaim diriku tidak lagi normal?) entahlahh...

Seperti kemarin dan kemarin, sore yang cerah hari ini pun berbagai bisikan kepentingan dalam dadaku bergejolak..membuat kerja otakku terbelah dan semakin berat (ohh..mungkinkah itu penyebab aku tidak mampu menuntaskan bacaanku sore ini? hmmm). Dan seperti kemarin dan kemarin aku dapati diriku kembali terkurung sendiri oleh dinding dingin berukuran sempit. Jika dinding ini bisa bersaksi (mungkinkah di penghujung waktu dia juga akan turut bersaksi?) dia tentu sudah jenuh dengan keluhan dan isak tangisku yang aku sendiri tak mampu lagi menampungnya...dia mungkin akan bereaksi yang sama dengan yang lainnya  tertawa dan sinis akan keluhan dan isak tangisku yang aku sendiri tak mampu lagi membendungnya...dia mungkin akan mengerutkan keningnya (tentu jika dia memiliki kening) dan menoleh tak acuh pada keluhan dan isak tangisku yang aku sendiri tak tau untuk apa...hhhhh. Tapi untunglah dinding (hanya) benda mati yang tak punya rasa jenuh, tak punya alasan untuk bereaksi dan tak memiliki organ tubuh sekedar untuk memperlihatkan tidaksenangannya..terimakasih dinding..sewaktu-waktu mungkin ada baiknya aku berpola bagai dinding saja...

Tapi tidak seperti kemarin dan kemarin, hari ini ada yang berbeda...setidaknya aku akan berusaha untuk membuatnya berbeda. Hari ini aku bertoleransi dengan dinding dingin berukuran sempit ini..aku harus menjadi pemenang..ketika terbentur pada betapa susahnya bahu, telinga dan hati itu kugapai, hingga terkadang membuatku menjadi orang lain dalam diriku sendiri, biasanya aku berakhir dengan pandangan kosong menatap lurus pada dinding dingin ini. Terkadang aku ingin seperti mereka..punya canda dan punya wajah lain yang mampu memberi senyum dan memaknai canda mereka...kalau sudah seperti ini aku biasanya kalah dan kembali terpuruk dalam sepinya kesendirian. Tapi hari ini aku harus menjadi pemenang. Pemenang atas keluhan dan isak tangisku sendiri...yahh setidaknya aku tidak akan menyusahkan dan menyesakkan dinding itu lagi..Setidaknya akan kumaknai sepinya kesendirian dengan muatan positif, setidaknya aku bisa bertahan dalam kesendirian menyaksikan waktu bergulir, setidaknya aku berusaha memaknainya...atau setidaknya aku tidak akan menangis dan mengemis meminta perpanjangan waktu...piss bro :)

Wednesday, September 26, 2012

D y i n g

A dead soul in a living body...
with no interest..no hope and no more dreams

P e r i h

Berdamai dengan luka dan luka ternyata tidaklah semudah yang kubayangkan. Terkadang tubuh mampu berdiri tegak, tapi lebih sering jungkir balik. Ketika tidak ada seorangpun yang mampu menjadi tumpuan beban sekedar berbagi tanpa menuduh, tanpa menghina, tanpa memaki, tanpa menuding, tanpa mencela, tanpa tawa sinis..sekedar mendengar dan memberikan pelukan itu sudah lebih dari cukup...entahlah

Monday, September 17, 2012

When Love And Hate Collides Live

My way..

Will love you with my own way..
no matter how dumb you'll think about it...
so that nobody could follow it..
or even dare enough to think about it..
One main reason is because I feel fatigue..
or simply I'm stubby..

Will love you with my own way..
so that I can conquer my numb feeling..
viewing how obvious the self-betrayal is..
as the self feels could make a judgement selfishly afterwards..
one main reason is because an anxious thought of loosing
or simply a heart-burning..

Will love you with my own way...
no matter how dumb you'll think I am
because being selfishly judged
where the self-betrayal and the anxious thought of loosing belong to
erupt this fatigue and numb feeling...
I couldn't fight it no more...


Canberra..
when love and hate collide

How am I gonna be strong without you...

Friday, August 31, 2012

g a l a u

Jikalau  melihat diriku tersenyum saat ini engkau akan mengira aku baik-baik saja..Alhamdulillah. Sesungguhnya ketika mentari sudah tenggelam dan malam mengawali takdirnya, saat diri menatap dunia seorang diri..pergolakan bathin juga mulai berlangsung. Kalbuku berjuang keras melawan bisikan jahat. Pergolakan itu menimbulkan pukulan-pukulan hebat pada dinding dadaku dan merembeskan getarannya ke seluruh sendi dan ototku. Pendirian dan kekuatan tubuhku lahir bathin akhirnya jatuh pada titik terlemah manusia. Dalam kejatuhan seperti ini, satu-satunya aku berharap pada uluran taliNya yang kuat untuk kugenggam dan kupakai merangkak perlahan dan bangkit..

Tuesday, August 7, 2012

R i n d u

Kuawali hari dengan perasaan malu dan gelisah tak menentu..

Malu karena rasanya tak sanggup menahan gejolak gelombang rasa yang bias. Aku malu...
malu menengadahkan wajahku menghiba tatapan belas kasihanMu mengingat kering langkah dan niat menghambur kepelukanMu. Aku mencintaiMu..sangat mencitaiMu. Rasa takut kehilanganMu demikian besar menghantui, namun tak jua rasanya aku sanggup menahan gejolak gelombang rasa yang bias itu. Santun dan sayangMu membuatku tergila-gila..tapi kuatnya gejolak gelombang rasa itu membuatku cacat dan pincang..tarik aku..tarik aku..tolong..tariklah aku. Walaupun aku cacat dan pincang..rinduku sangat membuncah..dan aku yakin Kau pasti mengetahuinya

Sunday, July 8, 2012

Kutemui engkau di Taman Hati...

Jalan setapak menuju satu titik yang tertutup rimbun perdu, dengan satu celah serupa pintu. Perdu itu bukanlah sembarang perdu, tapi perdu yang tumbuh rimbun oleh alunan dzikir setiap helai daunnya pun oleh setiap fragmen tangkainya. Rimbunan perdu dzikir menjadi pembatas mengelilingi titik itu.

Celah yang serupa pintu..nampaknya memang pintu, pintu berdinding kokoh terbangun oleh rangkaian wirid dan do'a tak putus. Pintu yang hanya akan terbuka oleh satu kunci lantunan shalawat. Jika lantunan shalawat membuat pintu itu terkuak..sedikit saja celah untuk mengintip kedalamnya, tak ada lelah mata menatap tak berkedip.

Di dalam sana, dibalik pembatas rimbunan perdu dzikir yang mengelilingi titik itu, adalah sebuah taman dengan hijau rumput yang membentang, dengan pohon rindang tegak dahan membelai lembut, dengan bunga beraneka warna dan aroma, dengan satu telaga bening sejuk memanjakan sepasang belibis cantik. Itulah taman kita berdua..Taman hati

Aku tau engkau diam di sana menungguku (seperti katamu), di tepi telaga bening sejuk yang memanjakan sepasang belibis cantik itu. Dengan dzikir, wirid, do'a dan shalawat taman hati membuka diri menelan langkahku yang bergegas tak sabar berjumpa denganmu. Seperti biasa, aku tau engkau diam di sana menanti ruh-ku. Dan seperti biasa, engkau tersenyum bijak melihat kakiku bergegas tak lagi menapak. Engkau sambut uluran tanganku dengan tubuh yang berpendar memancarkan cahaya suci

Diriku jatuh bersimpuh, merendah dengan tak berdaya
jemari terpaut, engkau memandang lurus menembus selaput pelangi bola mataku..ritual kita baru saja akan dimulai ketika engkau berbisik:

Ku kunjungi kamu dalam doa-doaku..
Ku rasakan setiap gejolak di hatimu. 
Kadang hati ini begitu perih..
kadang ku rasakan ketenangan...
Semua itu bergantung pada perasaanmu 
yang terus ku rasakan tanpa henti.
Hati kita berdua bagai cermin
Tempat kita saling berziarah
Ku tunggu kamu di sini
Saat butir-butir air matamu
jatuh dalam putaran tasbih biru
Dan aku masih terus menunggu
Kembalinya kamu di sisiku..


Duhai Pencipta rimbunan perdu ini, padaMu kutitip janjiku..
kutemui engkau yang  berdiam di sana menungguku (seperti katamu), di taman hati..di tepi telaga bening sejuk yang memanjakan sepasang belibis cantik itu... pada setiap pergantian detik
bersenandung symphoni ritual kita dengan ruh yang saling terpaut oleh lantunan dzikir dan doa
Kutemui engkau di taman hati..di tepi telaga bening sejuk..pada setiap pergantian detik

Innallaha ma'ana
hanya kita berdua...


Friday, July 6, 2012

Menuju satu pintu...

Perjalanan mencari dan mengetuk pintu itu ternyata tidak mudah. Onak dan duri sebesar ukuran semangatku membentang bebas dan bertebaran menutupi setapak itu. Bisikan itu sudah sejak lama menggaung dalam kalbu dan meniup lembut lembar demi lembar gendang telingaku untuk kemudian kuabaikan dengan keyakinan egois bahwa semua dapat kuhadapi dan kuputuskan sendiri.

Satu episode hidupku kulalui dengan kemanjaan dan kebodohan otak bertopeng mandiri dan kesabaran tanpa oase apapun. Cinta menggantung, menguliti kulitku dan menyayat daging tubuhku lapis demi lapis. Tubuhku termutilasi hatiku kerontang..sekarat dalam pedih tak terperi. Anehnya..tarikan nafasku masih teratur petanda mentari masih berpihak padaku..aku masih hidup. Ada anugrah besar yang tak pernah kusyukuri sebelumnya mengguyur tubuhku dengan kekuatan..aku alpa. Kembali bisikan itu muncul, kali ini kuikuti dengan langkah malas dan sikap pragmatis hingga akhirnya pukulan disertai lemparan kerikil besar dan kecil memaksaku untuk mendongak... Dia di sana, dengan lembut dan sayang mengguyur tubuhku dengan kekuatan tak pernah jemu..

Satu episode hidupku berikutnya aku jatuh cinta...pada kelembutan itu, kasih sayang itu dan guyuran kekuatan itu...merindu luar biasa langkah kupaksa mencari pintu genangannya.
Perjalanan mencari dan mengetuk pintu itu ternyata tidak mudah. Onak dan duri sebesar ukuran semangatku membentang bebas dan bertebaran menutupi setapak itu..
Kembali tubuhku terkuliti, dagingku tersayat lapis demi lapis meninggalkan rasa perih tak terucapkan yang membuatku sekarat dan hatiku kerontang...
pada nyawa yang menggantung di ujung leher, sebentuk cinta menjadi penawar kuharap menjadi kereta kencana menuju pintu genangan itu...
Kudapati diriku seolah pungguk merindu rembulan hatiku bertepuk sebelah tangan, penawar itu berubah bentuk menjelma bagai Medusa dengan kepala-kepala beracunnya yang siaga mematuk dan meracuni tubuhku. Aku sekarat dalam sekarat..berulang makian kutelan kering menggores lapisan lembut kerongkonganku dan berdarah...

Tertatih dan sekarat aku berjalan mencari pintu genangan itu untuk mengetuknya...
Perjalanan mencari dan mengetuk pintu itu ternyata tidak mudah. Onak dan duri sebesar ukuran semangatku kembali membentang bebas dan bertebaran menutupi setapak itu. Pun kembali tubuhku terkuliti, dagingku tersayat lapis demi lapis meninggalkan rasa perih tak terperih yang membuatku sekarat dan hatiku kerontang untuk yang kesekian kalinya..aku tak berdaya
Usapan lembut dan bisikan doa dari satu ruh mencampakkan diriku dari perihnya perjalanan kematian...
Kusambut dengan bayaran mahal kehidupan dan jiwaku, tak mengapa. Asalkan mampu kupandang pintu genangan itu dan tak peduli kulacurkan pikiranku untuk dapat mengintip kedalamnya.
Perjalanan mencari dan mengetuk pintu itu ternyata tidak mudah...
Tapi aku tidak peduli lagi..matipun hatiku siaga, seberapa rusak tubuhku seburuk makian terhempas ke wajahku..apalah diriku..hampa
Bagiku berjalan menuju pintu dan berjumpa sumber genangan itu...akan menjadi penawar segalanya...

Ilahi, anta maksudi wa ridhaka matlubi

Friday, May 18, 2012

Doa Sang Kekasih

Jikalau mencintaimu itu bagian dari petunjukNYA
biarlah terus kujadikan cinta ini bagian dari doaku setiap shalat:
Rabbi..tunjukilah kami jalanMu yang lurus
agar kami tidak jatuh dalam kubangan nafsu dan melupakanMU

Manakala menyayangimu itu bagian dari kasih sayangNYA
Akan terus kusayangi dirimu ketika kuseru namaNYA: Ya Arrahman Arrahim

Andai cinta ini menghadirkan kedamaian dan ketenangan dalam diri kita berdua
biarlah terus kuletakkan asma As-Salam diantara kita berdua
dan terus memohon agar kenikmatan dalam damai dan tenang itu
tidak melebihi nikmat,damai dan tenangnya munajat padaMU

Kalau obor cinta kita merupakan sepercik cahayaNYA
yang menanti diujung lorong panjang nan gelap biarlah terus kumohon pada AnNur
untuk berbagai cahaya dengan kita
dan menarik kita berdua dalam pusaran cahaya di atas cahaya

Canberra, 19/05/2012 
dalam lelahnya jiwa...

Tuesday, April 17, 2012

Inikah awal perjalanan itu?...

Entah kenapa, senang rasanya hati bila berjalan diantara rimbun pepohonan.Mencium wangi udara bebas dan segarnya dedaunan hijau. Menyentuh setiap ulir kulit batang pohon. Menyapa setiap helai daun perdu..bercengkrama dengan setiap yang terbang dan yang melata.

Jiwa serasa bebas dan dekat...bebas dari segala dengki, prasangka dan amarah, namun dekat dengan segala ilmu yang menuntun pada wujudNYA. Bukankah DIA membentangkan alam ,menegakkan gunung-gunung, meninggikan langit, menurunkan hujan, menghidupkan yang terbang dan melata, memberikan cahaya pada bulan, bintang dan matahari semata untuk manusia agar mereka bisa merasakan wujudNya?

Sebulan terakhir (dari 25 tahun panjangnya penantian) keinginan dan panggilan untuk menyendiri semakin besar dan dorongannya begitu kuat, hingga memikirkannya pun terkadang menyakitkan dada. Kadang kuputuskan untuk tidak memikirkannya..dinikmati saja..bisikku
Tapi tidak bisa. Rimbun pohon itu seakan melambai memanggil, mahluk-mahluk yang terbang dan melata itu tidak berhenti berbisik..mengajakku bertasbih bersama...
Semakin lama semakin kuat..dan kuat...apa aku mulai gila?

Setiap saat kupaksa semua panca indra dan otakku untuk kembali ke dunia..seketika itu pula semuanya akan berakhir pada pencarian panggilan itu...apakah aku mulai gila
Tercipta galau yang luar biasa..sangat menyesakkan dada. Rasanya lebih menyesakkan daripada jatuh cinta... ataukah ini juga bagian dari 'jatuh cinta' episode yang lain?
Tatanan hati dengan manusia disekelilingku mulai luluh lantak..
Namun bedanya..aku tahu dengan pasti hal apa yang mampu meredakan tsunami galau dalam dadaku...ketika satu nama kubisikkan..kubisikkan..dan terus kubisikkan...

Ibarat angin segar berhembus melapangkan dada
Ibarat air dingin yang menyejukkan rasa haus sang kelana
ibarat rembulan yang meyinari gulita dan pekatnya malam
ibarat mentari dengan sinarnya yang lembut menghangatkan belahan dingin dunia
ibarat hujan yang tumpah mengaliri retakan tanah kering
ibarat sang pencinta yang menemukan kembali muara cintanya

Ilahi, anta maqsudi wa ridhaka matlubi...

Canberra, 18/04/12
Inikah awal perjalanan itu?

Sunday, April 15, 2012

R e m u k . . .

Memilih kata untuk dirangkai menjadi kalimat yang tidak menyakiti siapa2 ternyata tidak gampang.
Seperti hari ini, galau hati menyeruak tatkala salah dalam berbicara menjungkir balikkan hati orang-orang tercinta. Demi Raja langit dan Bumi, maksud awal betul-betul tulus untuk jujur berbicara apa adanya. Benarlah kata orang2 bijak, terkadang kejujuran bisa berbalik menjadi bumerang buat diri sendiri, melukai tubuh dan mengoyakkan hati orang yang melemparkannya. Persahabatan yang terjaga pun akhirnya harus kandas di tengah jalan..luar biasa remuknya..

Inilah Qadla dan Qadar yang kuyakini kebenarannya,
Manusia tidak bisa menjadi sebab atas kejadian apapun dimuka bumi ini...
semua adalah kehendakNya..banyak ilmu yang harus dituai dari setiap kejadian sedih maupun bahagia. Hati2 dalam berbicara. Wara' dan Zuhud terhadap berkata-kata jauh lebih tinggi nilainya dibanding terhadap emas dan perak, sebab itu melambangkan seberapa kuat keinginan kita untuk menjaga hati. Dan jika DIA sudah menutupi aibmu dimalam hari, janganlah engkau membukanya dengan menceritakannya pada orang lain esok harinya..Huwallahul'alimul ghaib

Friday, March 16, 2012

Antara Kita ber-dua

Sepenggal waktu subuh yang tersisa sehabis termenung...
Ketika hati berharap...bisikan syahdu mununtun...
Wahai ENGkau Penguasa langit dan bumi
ENGkau penguasa takhta yang agung
ENGkau yang nampak pada setiap detil karyaMu
ENGkau yang kepada jiwa dan kelangsungan hidupku bergantung
ENGkau yang Maha Pengasih dan Penyayang, Maha Mengetahui, Maha Berkehendak, Maha Mewujudkan...
aku berada disini atas izinMu
Atas segala keagungan namaMU...aku memohon
curahan keagungan sifatMU
limpahan ilmu yang bermanfaat
ilmu yang dapat membasuh jiwaku dari kekotoran
ilmu yang dapat membersihkan segala karat dihatiku
ilmu yang dapat menyucikan rohku dari kekeruhan
dan ilmu yang dapat membersihkan jiwaku dari aneka macam tabir yang menutupi cahayaMU
sebab tanpa semua itu, ilmuku hanyalah kegelapan
Terimalah...

Monday, March 12, 2012

Sebuah Pinta...

Jikalau ada yang ingin KAU ambil dari diriku...
Ambillah dan cabutlah semua rasa cintaku pada mahlukMU,
biarkan aku berputus asa dari mereka
Jangan biarkan ada ruang yang tersisa kecuali untukMU
Hingga ketika ada perih bersemayam...
biarkanlah perih itu karena tajamnya kerikil menggapaiMU...bukan yang lain
Karena ketika ada airmata yang jatuh
biarkanlah airmata itu karena penyesalan mencinta selainMU...bukan yang lain
Terimalah...

Friday, March 9, 2012

Al Hikam...

Benar-benar hati itu dibolak-balik setiap hari..setiap saat oleh Sang Pemegang. Kebaikan dan kejahatan berbisik di dalamnya setiap detik, tidak akan meninggalkan jeda walau sesaat. Karena itu jangan pernah melangkah dengan setitik rasa angkuh dalam hati. Hendak berjalan dan melalui waktu tanpa meminta perlindungan dari Sang Pemilik Waktu. Pernahkah kita merenung...bisa apa kita jikalau DIA mencabut rahmatNYA...duhh yang ada hanya neraka dunia dan akhirat..

Hari ini kejadian itu berlaku atas diriku. Semua rencana meeting untuk riset sudah kupersiapkan dengan sangat matang.Dengan langkah yang sangat percaya diri..pertemuan itu berlangsung. Hasilnya sangat jauh dari prasangkaku...berantakan luar biasa

Rabb..aku telah mendzalimi diriku sendiri. Ketika yang terjadi semua diluar rencana, yang tersisa adalah kekecewaan dan rasa malu yang luar biasa. KAU hijab hatiku dari ilmu dan rahmatMU seketika hingga kelu lidah ini rasanya. Hilang cahaya dalam hati dan redup pemahamanku..Ampuni aku YA ILAH
Tapi Engkau Maha Penyantun. Menegur dengan sangat halus..meninggalkan hikmah luar biasa. Jika yang terjadi seperti yang kuinginkan..maka itu sesungguhnya atas izinMU. Namun jika sebaliknya..maka itu adalah kasih sayangMU, menetapkan yang buruk (menurutku) atas diriku agar langkahku tak goyah menghiba pertolonganMU...