Sunday, April 22, 2007

Menghitung hari menggapai matahari...

Dua tahun yang lalu (tapi rasanya masih seperti kemarin...), aku terbaring tak berdaya di atas tempat tidur di sebuah rumah sakit di kotaku, kolaps ketika harus bertugas siang malam di unit gawat darurat (di rumah sakit yang sama) melayani antrian pasien yang berdatangan tak ada hentinya karena endemi demam berdarah. Pada hari ke-dua aku terbaring, suamiku tersayang memberiku sebuah amplop coklat se-ukuran kertas HVS dengan namaku tercetak rapi diatasnya. Apa ini?.. tanyaku. "Buka saja" jawab suamiku....tersenyum.
Letter of acceptance from the University of Queensland..alhamdulillah, aku diterima di UQ. Aku tidak bisa menyembunyikan perasaan bahagia itu, dan setidaknya bisa menjadi katalisator kesembuhanku. Itu skenario pertama dua tahun yang lalu.

Hari-hari selanjutnya aku sibuk mempersiapkan segala dokumen dan barang-barang yang sepertinya akan aku butuhkan di sana. Rasanya aku betul-betul sibuk (maklum, waktu yang tersisa hanya kurang lebih 2 bulan untuk mempersiapkan segalanya). Pagi hari aku ke kampus untuk mengajar mahasiswa dan sore harinya aku harus stand by kembali di rumah sakit. Praktis waktu yang bisa kupakai untuk sibuk ini-itu, belanja sana-sini dan mengurus berkas-berkas adalah waktu yang tersisa diantaranya. Anak-anak...kasihan, harus selalu ku titip di rumah ibuku (walau kadang mereka protes...anyway..thanks mom!).

Tanggal 5 juni 2005, aku berangkat meninggalkan anak-anak ku, suamiku, orang tuaku, kotaku bahkan negaraku, menuju ke suatu tempat yang sama sekali asing bagiku. Perasaanku tidak karuan, antara bangga, bahagia dan sedih (rasanya mungkin seperti makan tom yum..he..he). Saat pesawat Qantas yang aku tumpangi lepas landas, aku merasa dadaku sesak menahan rasa sedih, leherku sakit menahan tangis, mataku basah, pipiku pias dan bibirku bergetar. Ada rasa haru dan bangga (smoga bukan kesombongan) menggerayangi hatiku. Pikiranku kembali pada bapak dan emakku. Ingin rasanya aku menciumi kedua kaki mereka sebagai rasa terimakasih dengan didikan mereka atas diriku....bye..bye house, then the first scenario was ended.

to be continued...

No comments: