Tuesday, November 6, 2012

Aliran cinta

Penuh cinta adalah salah satu sifatNya..

Anak sungai itu berkelok-kelok dengan diameter cekungan yang tak seberapa lebarnya. Dalam perjalanannya untuk bermuara pada induk sungai, ia melewati beberapa dataran dan memberi sumber kehidupan padanya. Walaupun tidak secara langsung, anak sungai itu ( ketika masih berair) menjadi salah satu jaminan kelangsungan rantai simbiosis di tanah itu. Namun dalam kelangsungan perjalanannya, anak sungai itu memiliki satu tujuan lagi..yaitu bersama-sama dengan anak sungai lainnya, menyatu dan bermuara pada satu induk sungai yang besar kemudian ke laut.. dengan kapasitas tugas dan fungsi yang jauh lebih besar...

Untuk apa menjelaskan semua ini?.
jika engkau bertanya kepadaku apa itu cinta, maka cinta itu adalah ibarat air yang mengalir dengan tenang...(bukan menggenang dan mengendapkan lumpur ) yang bermuara pada lautan cinta luas dan dalam...
Rasa cinta yang berskala kecil ibarat cinta kepada anak, cinta kepada pasangan, cinta kepada harta, jabatan atau apapun itu sejatinya harus mengalir dan jangan sampai tersumbat, menggenang dan mengendap. Mengapa?
Bercermin pada aliran anak sungai tadi. Jika cinta itu mengalir, maka dia akan menjadi oase yang mampu memberi kekuatan dan kehidupan (yang lebih sehat tentunya) pada orang-orang yang dicintainya. Bak aliran sungai yang mampu membawa bebatuan dan segala renik yang dimilikinya dari hulu ke hilir, cintapun laiknya seperti itu, menyebarkan rahmat dari titik hati sampai sejauh-jauhnya, (setidaknya) membuat setiap ciptaan yang berada pada rentang pelukan dan bentang energinya merasakan bahwa substansi cinta itu adalah damai dan ikhlas bukan siksaan dan cercaan yang terbungkus selubung cinta

Ketika aliran air itu tersumbat kemudian menggenang, maka genangan itu bisa jadi menjadi tempat bakteri berkoloni yang akan mencemarkan genangan, menyebarkan bau yang tidak nyaman pada akhirnya menjadi sumber penyakit bagi sekelilingnya. Lumpur yang terbawa pun akan terakumulasi dan akhirnya mengendap pada tititk genangan itu membuat permukaan genangan itu semakin lama semakin dangkal.
Ketika kita mencintai sesuatu atau seseorang, maka kita mengira itulah cinta yang sesungguhnya. Lalu kita memutuskan untuk menyumbat, menggenangkan dan mengendapkan aliran cinta kita ada titik itu. Cinta yang menggenang itu lambat laun ditumbuhi oleh koloni bakteri penyakit hati, mencemarkan kalbu, menggerogoti kesucian ruh, menyebarkan rasa tidak nyaman pada sejauh bentangan energinya. Pemaknaan hati akan substansi cintapun semakin dangkal karena menumpuknya endapan hasrat yang tertahan oleh kepentingan diri.

Biarkanlah cinta itu terus mengalir ..tidak harus deras, menetespun tak mengapa asal tidak tergenang.
Biarkan cinta itu untuk mencari jalannya bermuara pada satu lautan cinta yang lebih besar...pada pemilk cinta yang sesungguhnya.

No comments: