Monday, February 28, 2011

Tragedi Lontong-Bubur-Lontong-Bubur Ayam (LBLBA)....

Bingung kan???
Hehehe..ntar dulu, bingung nya disingkirin dulu..trus baca bagaimana kronologis kisahnya, lalu kita mencari hikmah apa yang terkandung dibalik tragedi bolak-balik lontong-bubur-lontong-bubur ayam-(LBLBA)..yang jelas tragedi ini dianggap mampu menampik kekuatan magis dibalik pepatah "Nasi sudah menjadi bubur...ehh salah.. Lontong sudah menjadi bubur" yang termashyur itu.

Adalah satu kebiasaan dikalangan komunitas kecil umat Islam di wilayah tempat tinggal kami untuk rutin mengadakan pengajian sekali setiap bulannya. Jujur saja, karena jumlah populasi kami tidak banyak ditambah kesibukan masing-masing membuat kami merasa "dekat tapi jauh"...sehingga acara pengajian bulanan seperti ini bukan hanya dijadikan sebagi ajang pengajian dan ceramah agama semata, tetapi juga dijadikan untuk ritual update perkembangan informasi terkini...hehehe, maklum pada numplek serentak di satu tempat..yaaa gitu deh :)
Terkadang bagi sebagian ibu-ibu, ritual pengajian ini juga merupakan ajang uji nyali keterampilan masak-memasak mereka dan penyebarluasan resep-resep masakan mutakhir, terlebih bagi mereka yang kebagian jatah menjadi seksi konsumsi untuk bulan pengajian yang sedang berjalan.

Nah...entry point tragedi LBLBA ini bermula ketika salah seorang sahabat yang sedang hamil tua ditambah beberapa ibu-ibu cantik lainnya kebagian jatah sebagai seksi konsumsi pengajian bulan ini (setelah kegiatan ini absen selama dua bulan). Setelah melewati diskusi alot (mungkin tanpa notulen dan tanpa teh kotak juga yaaakk :)) diputuskanlah menu kali ini lontong gurih (maaf nama menu makanan terpaksa disamarkan untuk menghindari intimidasi pemesanan yang berlebihan..hehehhe).

Aku pada akhirnya menawarkan bantuan masak lontong kepada sahabat tadi dengan tiga alasan:
pertama, sebab kondisinya yang sedang hamil (gak kebayang betapa melelahkanya melakukan kegiatan berdiri didepan kompor sepanjang hari untuk memasak dengan kondisi perut setengah mau meledak seperti itu...). Dengan bekal pengetahuan medis seadanya-aku setidaknya bisa menduga beberapa kondisi patologis yang bisa dialami oleh sang sahabat tadi karena kelamaan berdiri. Mulai dari hipotensi ortostatik-yang dapat menyebabkan tekanan darah anjlok ke titik terendah, kram dan kelelahan otot, sesak nafas, kaki bengkak, urin tertahan dan lain sebagainya...pokoknya sensasinya gak nyaman-lah.

Kedua, karena aku merasa masak lontong bukanlah hal yang agak berat (terlepas dari kondisi hamil...dan masaknya lontong doang loh yaaa..gak pakai manggil teman-temannya yang lain...ribet). Plus aku sudah merasa sangat percaya diri dengan kemampuan memasak lontong ku yang sudah teruji oleh waktu...ceilahh..

Ketiga, aku merasa punya banyak waktu sehingga bisa masak dengan perasaan rileks.

Setelah semua tetek bengek yang berhubungan dengan pembuatan lontong telah siap, maka acara masak-memasakpun kumulai pukul 10.30 malam..(ini juga mulainya agak telat karena baru beres ngerjain yang lain...heheheh sok sibuk banget euy..) dengan estimasi bahwa lontong akan matang sekitar pukul 11.30-12.00 malam..sehingga masih cukup waktu untuk tidur malam. Jeda waktu sejam setengah kugunakan untuk bermain internet. Pukul 11.00 aku beranjak dari kursi untuk sekedar mengintip apa yang terjadi dengan lontongnya..ternyata sang beras baru saja merekah...aku balik ke meja kerja. Pukul 11.30 aku balik lagi ke kompor..ehh ternyata belum matang, namun air kukusan agak menyusut...tambah air deh... akhirnya Jam 12.30..aku balik ngintip si lontong...astagaaa...berasnya terburai keluar dari kantong lontong dan sekarang berubah menjadi bubur....(panik mode on)..

To be continued....

Tuesday, February 22, 2011

Narsis- Narcisist, Narcisism- Percaya Diri Over Dosis

Entah kenapa tiba-tiba saja rasanya ingin menulis sesuatu yang ber-temakan "Narsis", padahal kalau ditimbang-timbang terminologi ini bukanlah sesuatu yang baru dan gak ada istimewanya sama sekali ;)
Hanya saja belakangan ini aku merasakan pengalaman yang sempat memberikan efek transient hurt feeling yang luar biasa, membuatku berfikir "am I too weird?"..."was anything wrong with me?"...gilllaaa..

Karena tak ingin larut dalam kegelisahan dan kegilaan yan berkepanjangan, sense of feeling-ku sebagai seorang dokter akhirnya tertantang juga...mencoba menegakkan diagnosa dan memberikan terapi terhadap setiap keluhan dan gejala yang kurasakan...hasilnya??? N.i.h.i.l..
dan untuk sekedar menenangkan hati, aku dengan se-enaknya menyimpulkan sendiri " I might be suffered from -anxiety of unknown origin-"...gelisah tanpa sebab...

Sebenarnya gelisah bukan tanpa sebab, hanya karena gak mau diomongin saja hehehhe...khawatir ada yang merasa hahahha...
Setelah kupikir-pikir (maap yee...hari ini aku lagi rajin mikir..), kayaknya ada yang masang jebakan "narsis" neehhh...dan kayaknya lagi nihh..cara masang jebakannya cukup bagus....buktinya banyak yang terperangkap...tanpa sadar malahhhh ..waakkkkss!!

Banyak orang yang terjebak dalam lingkaran narsisme-apapun itu konteksnya- tanpa sadar (mungkin termasuk saya juga...), dalam konsep dan intensitas yang berbeda. Narsis adalah sifat, narsist adalah bendanya-atau orang yang kelakuannya kudu muji diri sendiri-narsis mulu..sedangkan narsism adalah faham atau anggapan yang dianut oleh seseorang yang selalu merasa kagum dengan dirinya sendiri..selalu merasa benar dengan dirinya sendiri dan selalu merasa paling baik sendiri...
ingat yaa..harus ada kata "selalu" yang menyertainya..., makanya aku lebih senang menyebutnya dengan PDOD (Percaya Diri Over Dosis...terlaluhhhhh!!)

Sebenarnya narsis itu bisa diibaratkan seperti obat. Bukanlah sesuatu yang jelek (malah bisa berdampak positif-efek plasebo) jika digunakan dalam situasi dan konsep yang benar plus dosis yang cukup. Dalam kondisi yang seperti ini, narsis mampu menyebarkan energi positif dan men-stimulasi motivasi internal maupun eksternal...yang pada akhirnya mampu membuat seseorang menjadi lebih produktif dan kreatif. Tapi ingat lho!!! narsis yang beginian sifatnya situasional dan konseptual...heheheheh

Nah..apa yang terjadi jika narsisnya over dosis??? (ini nihh yang bisa bikin orang lain keblingeeerrr....)
Orang yang terjebak dalam pribadi seperti ini biasanyaaaaa gak akan pernah merasa kalo dia itu lagi PDOD..(ihh bener lho!! amit-amit). Setiap kata yang diucapkannya akan berkahir dengan pujian atau perasaan kagum terhadap diri sendiri secara tersurat maupun tersirat. Yang tentunya akan membuat orang lain (terutama yang mendengarnya) merasa tergila-gila.....pengen muntah..hehehhe. Hebatnya lagi, karena orang2 dengan kepribadian PDOD seperti ini justru mampu membuat orang lain yang merasa "sakit jiwa" yang berujung pada justifikasi diri sendiri...sementara dia-nya sendiri asyik-asyik saja dengan ke-gilaannya...hebat euy..
Dalam istilah medik, orang-orang seperti ini diklasifikasikan ke dalam golongan "Narcissistic Personality Disorder"...keren kan?? Orang-orang yang tergolong dalam mahzab ini akan menggunakan segala cara termasuk memanfaatkan atau menjatuhkan teman sendiri untuk memenuhi keinginannya, terutama untuk memuaskan rasa kagum pada diri sendiri... Naudzubillahi Min Dzalik!!!

I couldn't even imagine if i am surrounded by this kind of people, unfortunately, honestly, undoubtedly, recently...I do...wakkksssss!!!

Sunday, February 13, 2011

A m b i g u e . . .

Dalam satu dialog ringan tadi siang dengan seorang teman, aku sempat termangu...
Bukan hanya termangu oleh parasnya yang rupawan dihias oleh bibir mungilnya yang begerak naik turun ketika dia berceloteh (Subhanallah!!), tetapi juga terkesima oleh penuturannya yang sarat dengan esensi "kepasrahan" pada yang kuasa.
Statement kepasrahan itu menimbulkan riak pertentangan dalam hatiku ketika hal itu diucapkannya dengan ekspresi datar dengan suara dangkal dan bergetar...

Setiap kata yang sama terlontar bebas dari mulut mungilnya...seketika itu pula aku mengalami gelombang de Javu. Secara refleks alam bawah sadarku kembali memanggil semua pengalaman dan intimidasi perasaan masa lalu yang berhubungan erat dengan kata "kepasrahan" itu...
Alih-alilh senang, aku cenderung merasa sangat tidak nyaman. Kupandangi matanya dalam satu garis lurus yang tajam, mencoba mencari sesuatu yang tersembunyi dalam pekatnya pupil dan selaput pelangi bola matanya. Mencoba mencari kesamaan dengan kegalauan yang kurasakan sejak awal dialog tadi...sulit!

Sekarang ke-termanguanku berganti kegundahan yang sangat menggelisahkan...
mengapa setiap kali mendengar seseorang menguraikan ekspresi kepasrahan mereka...seketika itu pula aku menjadi gelisah??
apakah karena itu menggelitik defenisi kepasrahanku secara personal?? ataukah disebabkan konsep "kepasrahan" kami berbeda secara kontekstual?? ataukah hanya aku yang menanggapainya secara berlebihan?? hhhh.....
Entahlah.....

An ordinary woman

Selepas pulang dari menghadiri hajatan seorang teman, kepalaku tiba-tiba terasa berdenyut-denyut..lumayan hebat karena efeknya terasa seakan bola mataku mau saja melompat keluar dari orbita-nya. Otot-otot leherku menegang, menimbulkan sensasi nyeri yang sangat tidak menyenangkan dari tengkorak belakang kepalaku..terus menjalar ke bawah hingga batas pundak dan punggung...membuatku merasa lelah sekaligus sakit yang luar biasa..hmmm.

Diatas mobil Hyundai-merah darah yang kami (aku, suami dan anak-anakku) tumpangi...aku terdiam (tak seperti biasanya), sebab biasanya aku akan selalu berkicau cerewet, menceritakan tentang hal-hal yang baru saja kami alami..walaupun aku yakin suamiku pun sudah pasti mengetahui setiap detil peristiwa tersebut..(wong kami duduknya tak terpisahkan heheheh...). Terdiam tanpa penyebab yang jelas (menurut suamiku). Tapi aku terdiam sesungguhnya karena sedang merenung (setidaknya aku merasa seperti itu :-))

Pandangan mataku kulempar keluar, menembus kaca mobil yang kabur karena berembun. Memandangi satu persatu barisan rapi pokok-pokok Eucalyptus yang kami lewati sepanjang perjalanan pulang ke rumah. Aku sibuk dengan pikiranku sendiri. Mencoba mencari penyebab sakit kepala dan ketegangan otot leher yang kurasakan. Tapi tak berhasil..
Alam pikiranku sesungguhnya sedang mencoba mencari satu hubungan harmonis antara keteduhan yang dihadirkan oleh kesempurnaan tatanan alam di kota ini (yang Subhanallah luar biasa indah) dengan perasaan nyaman secara fisik dan mental untuk tinggal, menetap dan membangun komunitas kecil di sini. Aku tersenyum sinis...
Dari ekor mataku aku melihat suamiku sedang mencuri pandang menatapku tersenyum. Aku yakin dia pasti sedang bertanya-tanya..hal apa yang sedang menguasai pikiranku hingga mampu membuatku terdiam dan akhirnya...tersenyum sendiri.

Pikiranku kembali melayang pada diskusi ringan dipesta tadi. Hhhhh...aku menarik nafas panjang, mencoba menghirup oksigen sebanyak mungkin sebagai suplemen segar otakku (yang sedang kelelahan)...lalu menghembuskannya keluar secepat mungkin. Menghasilkan desahan yang agak keras dan berat...Kembali aku melihat suamiku melirik ke arahku. Aku yakin, sekali lagi aku melakukan gerakan yang sama, maka serentetan pertanyaan akan tumpah ruah keluar dari mulutnya...padahal aku sedang emoh ngomong. Save energy- kata anakku, and feel reluctant to talk-bisik hatiku

Aureka!!!!....
Akhirnya aku tahu..diskusi tadi yang sedikit banyak memberi kontribusi pada nyeri kepala ini. Lho kenapa?? Karena aku tak berhenti memikirkannya, membuat metabolisme energy disetiap gyrus otakku meningkat tiga kali lipat...lalu menghasilkan sampah metabolisme penyebab nyeri kepala itu. Lalu kenapa aku tak berhenti saja memikirkan diskusi itu, kalau aku sudah tau tak akan berefek baik buat otak dan tubuhku?? sederhana kan?? gitu aja kok repoot...

Nooopp...tak se-sederhana itu kawan..
Pertama, karena tak mudah menghapus setiap entry memory di otakku begitu saja.

Kedua, karena isi diskusi tadi sebagian (berarti tak seluruhnya) membahas tentang gosip murahan yang berseliweran di ranah ini yang sejatinya teduh dan harmonis. Menurut wikipedia gossip (kata benda) berarti bentuk penyebaran informasi yang belum terbukti kebenarannya. Tak ada unsur konfirmasi, referens dan evidence-based yang jelas. Sedangkan gossip dalam bentuk kata kerja beraarti kegiatan penyebaran informasi yang belum tentu benar adanya...berujung ke fitnah. Ketika ketiga unsur ilmiah diatas alpa, maka secara saintifik...informasi itu mentah adanya, tak bisa diterima. Persoalan yang kemudian timbul adalah...hampir sebagian besar anggota komunitas perantau ini adalah pelajar sekaliber master dan doktor (yang kemampuan analisis rasionalis dan logikanya secara teori tak perlu dipertanyakan lagi, belum lagi menilik bekal spiritual mereka yang diatas rata-rata orang biasa-seperti aku) seharusnya mampu menjadi pemilah antara yang negatif dan positif). Tapi ibarat jauh lubuk dari ikannya, ternyata mereka (walaupun tak semuanya) tak mampu berperilaku sesuai dengan predikat ilmiah yang disandangnya (maaf jika harus berkata vulgar seperti itu..). They are not able to walk their talk...sangat mengecewakan!!!

Ketiga, introspeksi untuk diriku sendiri menjadi urgent adanya. Aku hanyalah seorang wanita biasa yang meninggalkan tanah air lalu menginjakkan kaki di negeri indah ini dengan berbekal mimpi dan idealisme konyol untuk menjadi seseorang yang bisa berarti buat kampung dan agama. Mimpi dan idealisme konyol itulah yang kubuat sebagai perisai ditambah janji-janji manis pada mak dan bapakku untuk bisa merampungkan studyku di sini. Namun harus kuakui...hal itu juga mengahdirkan pergolakan bathin yang tidak ringan. Menguras energy dan menyita konsentrasiku. Seperti yang terjadi pada hari ini.
Hhh...Aku datang ke negeri ini dengan tujuan yang jelas....semoga perisai itu dengan doa yang kusandarkan pada Tuhanku mampu melindungiku dari hanyut dalam pusaran arus informasi dan ronrongan yang tak jelas.....karena aku hanya seorang wanita biasa....


Wollongong, 13th of Feb 2011
I love this town...but not the rumours

An Ordinary woman

Cerita di bawah sesungguhnya kutulis pada tanggal 13 Februari 2011, pukul 12.19 malam...
Jadi tanggal yang tertera di sudut kiri atas itu adalah keliru..heheheheh...biar ngerti aja gitu