Tuesday, May 29, 2007

one foggy morning in St Lucia.....

Pagi yang berkabut....(sejak subuh siiyy sebenarnya) hanya baru bisa notice setelah jam 6 pagi...
Jadi ingat Malino neehh... percis deh suasananya..dingin dan berkabut (plus bikin lapar)....
Sengaja berdiri di bawah pohon Eucalyptus yang berdiri kokoh..hanya untuk berdingin-dingin ria (gak ada kerjaan laen apa???) meyaksikan kabut itu perlahan turun membungkus diriku (yang agak sedikit semok .."seksi dan montok" he..he..)...
Just it....nothing less and nothing more....

Saturday, May 26, 2007

Another party on sunday...


Hari minggu...
Gak ada yang istimewa, gak ada rencana khusus mo kluyuran kemana...ujung-ujungnya be-te (bad temper lho..bukannya birahi tinggi..cekkaakkaak)
Jam 10 teng, kiki nelpon..ngajak bikin mie kering plus pangsit goreng....(hah??pucuk dicinta pisang pun tiba)..

Mandi...byur...byur...
Pakai baju..sret..sret...
trus pake' bedak dikit...tap...tap
Siap...uhuiiii......

Dengan melenggang santai menyusuri Dell road..trespassed at Acacia Park towards Carmody road, aku bernyanyi kecil (lagu punya KLA "terpuruk ku disini") sambil menikmati kombinasi kontras pagi ini: semilir angin yang dingin dan hangat-nya sinar matahari.
Agak ngos-ngosan (karena harus sedikit mendaki ketika melewati simpang tiga Carmody road dan Durham street)..akhirnya nyampe juga di unit-nya Kiki...hepy meski agak pegel.


Mie goreng kering...

Plus pangsit goreng...bikinnya ternyata gak lama-lama amat, soalnya kiki dah ahli dalam hal yang satu ini...aku shi cuma kebagian bikin pangsit gorengnya. Setelah siap...nyam...nyam..wuih sedap juga. Lumayan lah buat lunch.


Kluyuran dadakan...

Setelah makan, ide aneh yang lain muncul..mo kluyuran seputaran Kanggoroo point dan Story bridge di city. The view of Brisbane city di malam hari asyik juga lho!! romantis...lampunya redup-syahdu (cailehhh), kafe-kafe nya meriah tapi sopan (maksudnya??? gak hingar bingar banget musiknya gitulo...)

Euphoria....


Euphoria....
Tidak tahu kenapa hari ini kata-kata ini terus bermain dikepalaku. Mungkin karena pagi tadi aku menyaksikan sendiri betapa syndrom ini menyerang seorang kawan yang menyebabkannya berperilaku aneh ...betul-betul euphoria. Oh ya..tapi menurut pengamatanku.. kawan ini mengidap euphoria jenis lain.....euphoria beragama. Berdasarkan beberapa referensi yang sempat kubaca, euphoria jenis ini menyerang seseorang yang tergolong "baru belajar agama"...maaf- aku sendiri tidak mencari lebih jauh makna kata "baru belajar.." dan atas dasar apa golongan ini terklasifikasikan. Yang jelas, gejalanya bermanifestasi dengan jelas...ngomong banyak tentang agama and sometimes gak nyambung, ngakak and gitu deh...flight of ideas...
Tapi itu bukan urusanku dan tidak akan pernah kumasukkan dalam daftar catatan mengenai "hal-hal yang perlu diperhatikan" andai saja euphoria-nya itu tidak menyerang rasa aman dalam alam bawah sadarku. Dia sudah menembus batas "safety zone" yang ku buat secara virtual dalam urusan religi-ku. Dia sudah menyerang hak asasi-ku dalam berhubungan dengan Tuhan...memberi justifikasi yang dia sendiri tidak yakin akan benar tidaknya. Ya...tapi sudah lah..kembali aku berfikir...mungkin itu hanya efek dari euphoria-nya...toh hanya sementara, ntar juga dia akan tahu diri...yaaaaaa semoga saja....


Euphoria yang kedua pada hari ini...ha..ha menyerang diriku sendiri. Untuk yang satu ini, aku menyebutnya "going home-related euphoria"..wah keren juga tuh. Gejalanya seperti ini: setiap topik pembicaraan hampir selalu akan berakhir dengan "...bla....bla....going hoooommmee"..,perasaan seperti melayang (kaki tuh kayaknya udah gak napak di tanah), senyam-senyum sendiri...ngomoong juga kadang udah gak nyambung...cekakak-cekikik. Setelah itu....sedih deh..karena inget bakalan ninggalin Brisbane. Wahhhh aslinya euphoria bookk!!! ambivalens..atau bipolar temporary distress or whatever you call it....I don't care...pokoknya ...puuuullllaaaannnnnggggg !! (nah lho!!!)

Thursday, May 24, 2007

Tak bisa ke lain hati...


Aku menulis cerita ini ketika jenuh mengerjakan tugas di depan computer at Duhig Library pada hari jumat...hitungan ke 52 hari sebelum meninggalkan brisbane.

Hari Kamis di Brisbane cukup istimewa bagiku, karena hari ini aku bisa keluyuran di mall until late (kalo hari-hari yang laen, mall udah kudu pada tutup sejak jam 5.30 sore...untuk yang satu ini aku masih njagoin mall2 di Indo).

Puas nongkrong di Indooropilly shoopingtown, jam 7.30 pm aku cabut mo catching bus untuk pulang ke rumah (capek soalnya)...sayang " I missed the bus". Jadwal bus selanjutnya ntar setelah jam 8.30..wah..wah artinya sejam lagi baru bus berikutnya nongol, bisa bertelor aku sebelum bus-nya datang. Untuk urusan-urusan begini aku biasanya cepat ngambil inisiatif..biasa..mutar haluan. Jadilah aku ngambil bus 444 trus stop di Toowong village.. (hmm another shoopingtown in Brisbane). Yuuppp... tidak lebih 5 menit, bus yang kuincer datang, and hup..I just Jumped on the bus, took the frontlline seat, leaning backward, closed my eyes and relax. Inilah yang kusuka dari Brisbane...feeling secure.

Aku turun di bus stop tepat depan Toowong village, tak bermaksud singgah dimall, aku melenggang santai aja menyusuri High street yang terbentang redup di depan mall Toowong menuju bus stop selanjutnya. Kulihat jam tanganku..hmm jam 8 tepat, berarti aku bisa menghemat waktu setidaknya 45 menit untuk tiba di rumah.
Ternyata temaramnya lampu di sepanjang jalan ini menghadirkan suasana aneh dalam hatiku...sedih. Tak sadar kupejamkan mataku sebentar. Ahhh I have spent almost 2 years living in this country...am I going to miss it??? satu hentakan dalam hatiku berseru kencang...yes..I'm gonna miss this place...for sure!!!

Tak terasa, aku sampai di bus stop selanjutnya. Sepi..tidak ada siapa-siapa. Artinya bus yang ku maksud baru saja lewat. Tak apalah...aku membatin. Ku hempaskan bokong-ku di kursi kayu yang lapuk berwarna coklat...dingin.. (kan udah winter neehh). Tak sadar kupandangi satu cahaya terang yang berasal dari tower Toowong shooping centre. Ku pandangai lekat-lekat..lama...dan...lama. Seolah aku berusaha menggambarkannya dengan jelas dalam setiap belahan otakku agar bila saatnya aku rindu akan kota ini..aku bisa me-refleksinya dengan cepat. Satu titik air mata jatuh disudut mataku...kubiarkan perasaanku larut...aku menikmatinya.

Brisbane...
Memang cuma 2 tahun. Bagi sebagian orang mungkin hanya sepenggal waktu yang singkat. Bagikupun memang singkat, tapi memberikan pengaruh yang sangat besar pada diriku. Secara fisik, aku akui kalau aku mengalami alterasi...kemuduran secara kualitas dan kuantitas (apalagi di-overload dengan stress yang berkepanjangan...hm..keriput dah..). Tapi dari segi emotional wellbeing....aku menjadi semakin yakin dengan pilihanku, jalan hidupku, keputusanku dan apapun itu yang menuntut kontribusi mental...improved significantly. Being involved within international community is a great opportunity for me. I've learnt alot..
I've learnt how to love...
how to hate...
how to cope...
how to act...
how to deal...
how to communicate...
how to lose..
how to feel failure...
how to manage...and

Mengakhiri cerita ini sayup-sayup kudengar lagu "tak bisa ke lain hati" punya KLA
"Begitu lelah sudah..ku harus menepi...
Biduk tlah ditambatkan..berlabuh di pantaimu
sisi ruang batinku..hampa rindukan pagi...
tercipta nelanngsa....merenggut sukma..
terwujud keinginan yang tak pernah terwujud..."


Memoar in St.Lucia..mengisi satu rongga dalam lobus hatiku yang paling dalam

Wednesday, May 23, 2007

Kenapa sih susah banget kalau mau mulai menulis???

Kenapa sih susah banget kalau mau mulai menulis????
nulis...nulis...nulis...apa saja yang penting semuanya bisa mengalir keluar dari kepala. Ide awalnya seehh pengen nulis 2 atau 3 proposal sebelum balik ke Indo. Kenyataannya??? 54 hari lagi pulang..belum satupun yang jadi....apalagi mau nulis bahan kuliah atau buku, kagak nyampe kali ya????

Apa ya kendala utamanya???
Paling juga malas...uuhhhh, malaaaassss. Padahal mumpung masih di OZ nih ya kudu rajin nulis, soalnya akses ke puluhan database dan jurnal-jurnal ilmiah sangat mudah, tinggal klik..klik..klik. Ntar kalau udah balik ke Indo, nangis deh..mana download 1 artikel aja pakai lama lagi....

Bagaimana mengatasi kendala itu???
gimana yah...gini kali
1. Begitu ada kemauan untuk nulis..ya langsung nulis..jangan ditunda-tunda lagi, ntar idenya hilang ato moodnya melayang
2. Jangan tunggu sampai ide nya numpuk banyak...mustahil, so begitu ada ide..ditulis, biarpun cuma satu kalimat..udah lumayan apalagi kalau bisa sampai satu halaman...
3. Rajin-rajin membaca jurnal atau artikel atau koran atau majalah, kali aja ada ide yang muncul pas kelar acara baca-bacaan itu...not-bad lah...
4. Terkadang mata yg kagak bisa-bisa melek juga jadi kendala. Sesekali segelas kopi hangat bisa jadi pengobat..atau olah raga ringan..hitung-hitung memperlancar aliran darah ke otak, biar kudu tambah cemerlang tu otak..
5. Sering-sering lah berdoa agar dilindungi dari sifat malas dan malas...
6. menyusul...

Friday, May 18, 2007

64 days remaining..


Farewell party ala Makassar....

Hari rabu kemarin teman-teman pada ngumpul di rumahnya Bu Siti (Westerham st, Taringa). Ide awalnya sih mo bikin farewell party buat Keluarga Pak Elyas yang sudah mo balik for good ke Makassar ntar hari Jumat-nya. Yah namanya juga party... ujung-ujungnya juga pasti makan-makan...nyamanna kodong!!! (baca: sadaapp!!!).

Rencananya sih cuma ngumpul2 seperti biasa sambil makan sop konro and pisang ijo, tapi kok ada ide untuk manggil teman2 yang lain sekalian silaturrahmi sambil mem-bumi kan sop konro di tanah Brisbane (soalnya selama ini teman2 cuma kudu pada tahu coto makassar...). Jadilah sekitar 50 orang dalam list (wuuaaahh big party neehhh!!!).

Bu Siti bertugas menghubungi teman2, aku dan kiki kebagian masak (dibantu sama Neneng..he..he, thanks ya Neng). Suuuiiiittt... alhasil sop konro mateng, pisang ijo-pun siap..ternyata bu Siti bikin "Jalangkote" (pastel ala makassar) dan bu Elyas bawa "Katirisala" (ketan gula merah-juga khas makassar)..ruuuaammeee...bbooo.
Alhasil...banyak ibu2 yang meng-order resep sop konro dan pisang ijo-nya...sabar ya!! ntar di tulis di blog....
Tak terasa.pestanya bubar jam 10.15pm.......melelahkan namun enjoy juga..
Ehh kalau gak salah....kayaknya ada deh yang dijodohin juga malam itu.... syapa ya???

Sunday, May 13, 2007

Special diary: 69 days left....



Reuni...

Kala kita berada jauh dari negeri sendiri, mendapat satu kunjungan dari orang yang kita kenal(walaupun sebenarnya bukan disengaja untuk kita) akan menjadi satu kebahagiaan tersendiri.

Itulah yang kurasakan kemarin ketika sejumlah pimpinan UNHAS datang ke brisbane dalam rangka kunjungan kerjasama dengan Griffith University. Knapa seneng??? karena yang datang adalah kebanyakan dokter2 sekaligus guruku waktu masih difakultas kedokteran UNHAS...jadi kesannya kayak reuni-an gitu lho (walaupun itu hanya persaanku saja...he..he)

Tapi bagian yang paling seru dari rangkaian reuni-an ini adalah ketika kami harus masak-masak untuk acara bbq-an siang harinya. Wuuiiihh seru...
Kami (aku, kiki, zain, zaki, bu siti, Pak Ihsan and familiy) harus nginap ditempatnya ibu Elyas...
Menu untuk bbq + makan siang adalah: Ikan bakar dabu-dabu, udang tumis asam manis, salad sayur with toping: thousand island + peanut butter, of course with chicken, beef and sosis panggang.

Thursday, May 10, 2007

Puyeeennngggg maaakkkk!!!.....

Pusing...mikirin orang lain..
udah ga' ada gunanya, wasting my energy, wasting my time,
dosa' lagi.....eeehhh blum tentu dia mau mikirin kita....mampus deh....
mending mikir diri sendiri ajjjjaaa...
sambil makan coklat.....

Special diary: 71 days remaining...

Mothers Day in Brisbane....
Mothering Day in The UK....
Women Day in Vietnam....
Hari Ibu di Indonnesia.....

Berbeda dengan hari ibu di Indonesia yang jatuh pada tanggal 22 desember tiap tahunnya, warga Australia merayakan hari ibu setiap tanggal 13 May. Tanggal ini sebenarnya hanya mencaplok dari Amerika punya (dasar antek ya!!) hasil inspirasi dari seorang warga Amerika bernama Julia Ward Howe pada tahu 1870 (wuuiihh sudah lama juga ternyata). Usut punya usut, ternyata negara2 lain juga memiliki hari ibu dengan tanggal yang berbeda. Misalnya nih:Norwegia bulan februari; Nigeria, The UK dan Irlandia memilih tanggal 18 Maret; Negara2 timur tengah seperti Arab, Irak, Oman, Qatar, Kuwait de.el.el merayakan hari Ibu tanggal 21 Maret; dlll..

Anyway, terlepas dari kapan dan bagaimana cara kita merayakan hari Ibu (or whatever you call it) yang penting adalah bagaimana memberi appresiasi terhadap makna hari Ibu itu sendiri. Kalau buat aku pribadi sihhh..setiap hari bisa menjadi hari Ibu (karena setiap hari aku kangen ibu, setiap saat aku memasak untuk suami dan anak2 maka aku akan membayangkan bagaimana ibuku menjalaninya dengan tabah, setiap saat aku marah pada anak-anak maka aku akan membayangkan bagaimana sabarnya ibu mendidik dan menasihati kami hingga kami bisa menjadi orang yang berguna (he...he minimal buat diri sendiri) de.el.el..ahhhh itu hanya sebagian kecil dari pengorbanan ibu......

Tapi apakah seorang ibu itu betul2 berkorban??? hingga diperlukan satu hari khusus yang didedikasikan untuk mengenang jasa dan pengorbanan seorang ibu???bukankah sudah menjadi kewajiban seorang ibu untuk mengurus rumah tangga????bukankah sudah menjadi tanggung jawab ibu untuk mendidik dan membesarkan anak???

eiittt... tunggu dulu.... yang bilang mengurus rumah tangga, mendidik serta membesarkan anak itu hanya kewajiban ibu seorang siapa???? tidak ada peraturan yang menjelaskan bahwa semua tetek bengek itu menjadi beban seorang ibu. Kalaupun ada yang nampak, itu hanya merupakan kesepakatan antara ibu dan lawan mainnya. Tapi anehnya (mungkin karena keasyikan...) maka kesepakatan itu lantas menjadi aturan tidak tertulis yang berlaku dalam tatanan kehidupan berkeluarga dan bermasyarakat. Konsekuensinya...kalau ada yang salah dalam produk akhir (entah itu anaknya bandel, makanan tidak siap di meja, anak kurang gizi atau lawan main yang tidak betah dirumah)..maka hampir pasti yang akan disalahkan adalah si Ibu. Padahal sebenarnya kewajiban-kewajiban seperti itu adalah tanggung jawab "bersama" antara ibu dan lawan mainnya....what d'ya reckon mate???

Wednesday, May 9, 2007

Special diary: 72 days towards back to home

Rabu, 9 Mei 2007

72 days remaining before leaving for Indonesia for good. Yeaahhhh!!. I have been keeping this exciting feeling for almost 660 days since the first time I stepped my feet on Australia-"the land of none" yet it remains the same as the time goes by.

Nothing is special for today. After completing a lab.assistance session (about dietary analsys), I just quickly tidy up my stuff on the table. Feel sure that nothing left behind, I was rushing to the main door of the classroom and just running down the wooden stairs then jumped over a deep-long gutter near the UQ-sport centre. Do not why, I was so happy this morning. Honestly speaking, I am pre-occupied by a willingness to go home... Just go home..., my home is the best

Tuesday, May 8, 2007

Tegas bukan berarti keras...

Surfing diinternet hari ini setidaknya sedikit menjawab beberapa pertanyaan yang sempat menggantung diantara ruang-ruang hemisphere otakku pun sekaligus menghadirkan beberapa pertanyaan baru yang tidak kalah complicated-nya dengan pertanyaan-pertanyaan terdahulu.
Satu tanya yang paling sering muncul adalah: mengapa umat islam sangat sering menyalahkan satu sama lain? seolah merasa dirinya atau golongannya paling benar?apakah ini merupakan perpecahan? Silahkan simak argument K.H.A.Mustofa Bisri mengenai hal ini dalam sesi wawancara dengan salah satu radio swasta di Indo.

Tegas itu berbeda dengan keras. Kadang, kita tidak bisa membedakan antara tegas dengan keras. Tegas oke, tapi keras nanti dulu! Nabi Muhammad itu tegas sekali, tapi tidak ada yang mengatakan beliau itu keras, tapi lemah lembut.

Ada beberapa faktor penyebab keragaman dalam keberagamaan itu: Pertama, taraf pengetahuan dan pemahaman orang terhadap Islam itu sendiri berbeda-beda. Kedua, semangat masing-masing juga berbeda. Dan yang lebih penting lagi, ketiga, karena sistem kehidupan kita selama ini tidak memungkinkan untuk berpikir serius, terutama tentang perilaku yang ideal dalam beragama. Jadi, semuanya mengalir saja seperti aliran air. Kehidupan ini diikuti begitu saja, tanpa dipimpin oleh pedoman-pedoman yang dianut. Faktor pendidikan memberi pengaruh terhadap pengetahuan, pemahaman dan cara pandang seseorang akan sesuatu. Bangsa kita ini terbiasa menganut suatu prinsip yang lantas dianggap sudah final dan sudah benar. Akibatnya, kita tidak punya semangat untuk mendalami lagi.
Mengenai istilah islam keras, moderat atau lemah, Pak kyai ini punya pandangan sendiri. Beliau menganggap itu hanya kebiasaan kita saja karena pada dasarnya bangsa kita suka membikin istilah, sampai pusing sendiri. Kenapa tidak Islam titik saja? Kenapa bisa begitu? Ada memang alasan akademiknya. Orang terbiasa melihat Islam dari cerminan penganutnya; bukan pada Islam itu sendiri. Memang, lebih mudah melihat umat Islam ketimbang memahami Islam itu sendiri. Karena, memahami Islam itu, butuh keluar keringat, pemikiran dan lain sebagainya. Kita terlanjur tidak terbiasa begitu. Kita terbiasa instant, dan mengikuti saja. Mana yang cocok dengan temperamen saya, saya ikut! Mempelajari Islam itu, butuh enerji dan perjuangan yang tak terhingga.
Kategorisasi ini bisa berdampak positif pun negatif. Tergantung yang melihat. Kalau yang melihat sudah mengerti Islam, biasa-biasa saja. Kadang, kita harus memahami bahwa pengetahuan orang ini memang hanya segitu. Bagi orang yang sudah mengerti Islam, gejala-gejala yang terlihat tidak positif pada orang muslim, hendaknya didoakan semoga mereka tidak mandek dalam capaian pengetahuannya. Kadang orang mandek karena merasa apa yang ia peroleh sudah paripurna: Ilmunya tentang Islam dianggap sudah pas, lantas menjajakan bentuk yang sudah dia pilih itu ke mana-mana. Sementrara, yang lain dianggap keliru semua. Kalau mereka masih terus mau belajar tentang agamanya, sebagaimana anjuran ”min al-mahdi ilâ al-lahdi” (dari ayunan sampai liang kubur [hadits]), maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Dari situ orang akan berproses terus. Mungkin sekarang ini, Anda berkobar-kobar, nanti bila pengetahuan sudah bertambah, kobarannya akan meningkat atau malah menurun. Jadi bergantung pada pemahaman terhadap agama itu sendiri. Ya, semacam sekolah itulah!

Menyinggung tentang sikap gemar menyalah-nyalahkan yang lain itu sebetulnya cerminan sikap puas dengan ilmu yang sudah dikantongi dan merupakan refleksi sebuah kebodohan yang komplit karena pada dasarnya mereka mengangap Islam itu sesuatu yang statis dan tidak besar. Orang yang biasa menyalahkan orang lain, mungkin memang orang yang kurang ilmunya. Gejala seperti ini bisa menimbulkan keresahan dalam beragama.
Dunia itu berkembang. Sesuatu yang dulunya tidak ada, sekarang menjadi ada. Awalnya, orang Islam itu cuma nabi, lantas berkembang. Sampai di Madinah, Islam berkembang terus. Tapi sejak masa Utsman, sudah ada kelompok-kelompok umat Islam. Masa Ali juga berkelompok-kelompok, dan seterusnya. Dengan berkembangnya agama Islam ke berbagai tempat muncul lagi persoalan. Ada adat istiadat, budaya dan lain sebagainya. Lalu timbul kelompok-kelompok lagi. Perlu diingat, jarak dari Rasulullah semakin jauh. Kemudian, orang memahami apa yang diwasiatkan Rasulullah dari hadis-hadis yang diterimanya. Kalau saya menerima hadits ini, saya menganggap saya benar. Tapi ada yang berpegang pada hadts lain: dia menganggap dirinya juga benar. Itu akhirnya berbeda dengan saya. Jadi, perbedaan-perbedaan itu yang membedakan antara saya dengan kelompok lain. Belum lagi ketika menafsirkan Alquran, pasti ditemukan pula perbedaan penafsiran. Umat beragama, terutama muslim, perlu terus belajar dan jangan lalu menyekat- nyekatkan diri. Artinya, yang harus ngerti agama itu jangan hanya orang pesantren atau yang bergerak di bidang keagamaan. Sehingga, kalau jadi polisi, ia sudah mengerti agama. Bila tidak, muncullah polisi yang mudah tergoda suap. Juga ada anggapan yang belum tentu benar, kalau jadi pengusaha, tak perlu Islamnya dalam-dalam. Tapi minimal, mereka perlu tahu prinsip utama Islam: bagaimana perilaku usaha dalam Islam. Begitu juga ketika menjadi penguasa; mereka harus tahu apa sih kekuasaan menurut Islam, dan apa sih gunanya kekuasaan itu untuk Islam?
Beliau menegaskan bahwa umat Islam itu harus tegas dalam pendirian tapi nukan berarrt keras. Tegas itu berbeda dengan keras. Kadang, kita tidak bisa membedakan antara tegas dengan keras. Tegas oke, tapi keras nanti dulu! Nabi Muhammad itu tegas sekali, tapi tidak ada yang mengatakan beliau itu keras, tapi lemah lembut. Artinya, kita berpegang pada kaidah atau memihak pada kebenaran. Kalau sesuatu itu betul, tidak bisa ditawar-tawar.

Penjelasan diatas adalah pendapat Kyai Mustofa Bisri, yang menurut saya sah-sah saja. Kenapa kita harus terpecah padahal sebenarnya kita adalah saudara. Islam! titik. Urusan pelaksanaan teknis di lapangan adalah urusan hamba dengan khalik-Nya sebagai seorang individu. Anggap saja kita sama-sama berjuang di jalan ALLAH tapi dengan cara yang berbeda. What d'yu think????


Peace on earth with Islam